Adalah dengan mengonsumsi ikan yang ternyata tidak hanya akan membuat jantung sehat, tapi juga dijauhkan dari penyakit kanker. Seberapa banyak ikan perlu dikonsumsi? Bagaimana cara pengolahan yang terbaik agar manfaatnya optimal?
Tak berlebihan jika orang sekarang mengatakan makan ikan itu dirasa semakin perlu. Sebab, selain sebagai sumber makanan yang kaya protein dan bermanfaat untuk kebutuhan gizi manusia setiap hari, ikan memiliki zat-zat lain yang bisa mencegah penyakit yang masih sulit untuk diobati, yakni kanker. Selama ini dilaporkan bahwa makanan yang berperan dalam mencegah kanker adalah sayuran dan buah-buahan. Sementara kelompok ikan berperan dalam mencegah aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi ikan ternyata juga berperan dalam mencegah munculnya beberapa jenis kanker. Hal itu antara lain tampak dalam hasil penelitian Esteve Fernandez et.al (1999) dari Institut Universetari de Salut Publica de Catalunya, L’Hospitalet (Barcelona), Catalonia di Spanyol (Italia).
Penelitian tersebut melibatkan sekitar 10.149 sampel penderita kanker dan sekitar 7.990 orang sebagai kelompok kontrol. Para sampel dan kontrol tersebut diambil dari berbagai penelitian case-control terpadu di berbagai rumah sakit di Italia.
Salah satu kunci pertanyaan kepada responden adalah tentang berapa porsi ikan yang dikonsumsi per minggu setahun yang lalu, sebelum kanker mereka mengganas. Selain itu, ditanyakan pula tentang aspek sosiodemografik, ciri-ciri umum, dan kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kopi.
Responden kemudian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu yang tidak mengonsumsi atau kurang dari satu porsi (<1>
Hasil Penelitian
Ada beberapa hasil yang menarik dari penelitian tersebut. Pertama, konsumsi ikan menunjukkan efek perlindungan terhadap beberapa jenis kanker saluran pencernaan seperti kanker rongga mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus besar, bagian rektum, indung telur, dan kanker pankreas.
Kedua, terdapat hubungan yang terbalik secara signifikan antara banyaknya porsi ikan yang dikonsumsi per minggu, dengan kecenderungan munculnya kanker larynx, endometrial, kanker multiple myeloma.
Ketiga, ada kecenderungan yang tidak signifikan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker empedu, prostat, ginjal, dan kanker limfoma (Hodgkin dan Non-Hodgkin).
Keempat, tidak ada pola atau hubungan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker payudara, hati, kantung kemih, dan kanker kelenjar gondok.
Lebih Dua Porsi Hasil penelitian Fernandez menunjukkan juga bahwa jumlah ikan yang dikonsumsi baru bermanfaat mencegah kanker adalah dua porsi atau lebih dalam seminggu.
Sementara itu, konsumsi ikan satu porsi per minggu efeknya hampir sama dengan tidak mengonsumsi ikan.
Hasil penelitian tersebut memberikan nilai tambah pada konsumsi ikan. Pertama, selain melindungi dari penyakit jantung dan pembuluh darah, konsumsi ikan juga akan mencegah munculnya beberapa jenis kanker, terutama yang menyerang saluran pencernaan. Kedua, orang yang sedikit atau jarang mengonsumsi ikan, berisiko tinggi menderita penyakit jantung, sekaligus juga kanker.
Efek perlindungan tersebut tentu saja berasal dari kandungan berbagai zat gizi yang terdapat dalam ikan. Antara lain kadar karbohidratnya rendah, kadar lemaknya berefek positif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah, nilai proteinnya bermutu tinggi dan termasuk komplet karena daya cernanya tinggi dan kadar asam amino esensialnya lengkap.
Vitamin pada ikan pun beragam dan kandungan mineralnya tinggi serta mudah diserap oleh tubuh. Dilaporkan bahwa mineral seng (Zn), selenium, dan lainnya diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh dalam melawan berbagai penyakit, termasuk kanker.
Manfaatnya Tergantung Pengolahan Bermanfaat atau tidaknya berbagai zat gizi yang terkandung dalam ikan yang kita konsumsi, ternyata sangat tergantung pada cara pemilihan dan proses pengolahan. Pilihlah ikan yang segar dan kalau bisa masih hidup.
Ikan yang masih segar tampak pada dagingnya yang kenyal kalau ditekan, sisiknya yang tidak mudah lepas, dan tak berbau amis. Matanya masih bening, tidak pucat dan cekung.
Ikan laut punya kadar omega-3, vitamin, dan mineral yang tinggi. Sebaliknya, ikan air tawar terutama tinggi karbohidrat dan asam lemak omega-6. Kedua jenis ikan tersebut merupakan sumber zat gizi yang bermutu. Usahakan secara bergantian mengonsumsi kedua jenis ikan tersebut agar saling melengkapi kekurangan zat gizi lainnya.
Ikan segar yang sudah dipilih tersebut, segera bersihkan dan diberi bumbu untuk dimasak sesuai selera. Apakah akan dibakar, dipepes, dibuat sup, atau bumbu kuah. Pemasakan dengan cara digoreng atau dibakar dengan olesan mentega akan meningkatkan kadar lemak, sehingga tidak disarankan untuk terlalu sering dikonsumsi.
Demikian pula terhadap ikan kalengan dan yang diawetkan seperti ikan asin. Ikan yang diawetkan umumnya telah diolah sedemikian rupa, dengan penambahan zat aditif dan pengawet yang dapat merusak nilai gizi dan kesehatan konsumennya. Oleh karena itu, batasi konsumsi ikan-ikan kalengan dan olahan tersebut.
Tentu saja untuk mendapatkan kesehatan tubuh yang prima, tidak hanya dari aspek konsumsi ikan. Harus pula didukung konsumsi beragam sayuran, buah-buahan, serealia, minuman, dan melaksanakan gaya hidup sehat: olahraga sesuai, teratur, dan terukur, selalu berpikiran positif (positive thinking), tidak merokok, minum alkohol, serta mengonsumsi obat psikotropika. (Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB)
Sumber: http://www.forumsains.com/kesehatan/cara-mencegah-penyakit-kanker/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar