Sabtu, 21 Mei 2011

Cerita Lucu

Tema: HUMOR-HUMOR PESANTREN

ROKOK USTADZ

Pada suatu pondok pesantren ada aturan sangat ketat, yaitu bahwa para santri (murid) dilarang merokok. Peraturan ini tentu saja tidak berlaku buat para ustadz (guru pengajar). Suatu malam Ustadz Fulan sedang merokok. Karena listrik tiba-tiba mati hingga ruangan gelap, pak Ustadz pergi ke beranda rumah lalu melanjutkan merokok di situ. Tidak lama kemudian lewatlah seorang santri. Santri ini melihat samar-samar ada orang merokok. Dia mengira yang merokok itu adalah temannya sesama santri. Maka dia pun nyeletuk, "Eh, minta satu hisapan saja dong."
Pak Ustadz ingin memberikan pelajaran pada santrinya itu. Maka diberikanlah rokok tsb. Ketika baru hendak menghisap, tiba-tiba listrik menyala. Si Santri kaget melihat siapa yang berdiri di depannya. Tanpa tunggu aba-aba lagi dia lari tunggang-langgang. Pak Ustadz berteriak, "Hoy ... rokoknya jangan dibawa!"

ANAK MASUK KRISTEN

Pak Haji mempunyai 5 orang anak. Sejak kecil beliau memberikan didikan agama yang ketat kepada anak-anaknya. Namun apa dikata, salah seolah anaknya beberapa hari yang lalu masuk Kristen. Tentu saja pak Haji sedih hatinya. Setiap malam dia berdoa memohon petunjuk, apa salahnya hingga salah seorang anaknya menjadi murtadz. Pada malam ke 7, ketika pak Haji hampir putus asa, tiba-tiba muncul suara dari langit. "Pak Haji, engkau janganlah bersedih. Dari lima orang anak, toh masih ada 4 yang muslim. Engkau lebih beruntung. Anak-Ku yang satu-satunya malah masuk Kristen."

SEMUA MILIK ALLAH

Para santri di suatu pondok pesantren masing-masing memelihara beberapa ekor ayam. Suatu hari pak Ustadz ingin mengetahui bagaimana reaksi salah seorang santrinya bila satu ayamnya dicuri. Maka suatu malam ayam peliharaan si Muhaemin diambil diam-diam, dipotong, kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada semua santri. Esok harinya, Muhaemin melapor kepada gurunya. "Pak Ustadz, tadi malam ayam peliharaanku dicuri orang." Pak Ustadz menjawab, "Sudahlah, jangan bersedih. Ayammu itu kan pada hakikatnya milik Allah yang dititipkan kepadamu." Muhaemin mengangguk-angguk kemudian ngeloyor pergi sambil garuk-garuk kepala. Dia berniat memberikan pembalasan kepada ustadznya itu.

Pada keesokan harinya, dia mencuri kambing milik pak Ustadz, dipotong, disate, kemudian dibagi -bagikan kepada semua penghuni pondok pesantren. Malam itu terjadi pesta makan sate
yang begitu meriah. Esok pagi, pak Ustadz marah bukan kepalang melihat kambing miliknya dicuri orang. Dikumpulkannyalah semua santrinya sambil menghardik, "Hayo mengaku, siapa yang mencuri kambing saya kemarin?". Semua santri diam ketakutan. Tak lama kemudian Muhaemin bertanya, "Pak Ustadz, bukankah kambing yang hilang itu pada hakikatnya adalah
milik Allah?" Pak Ustadz menjawab, "Punya Allah sih punya Allah ... tapi jangan yang besar-besar dong!"

Sumber:
ceritalucu@topica.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar